Minggu, 20 November 2011

“Kuk”? Apa itu? Makanan?

Marilah kepada-Ku , semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan  kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan. " – (Matius 11: 28 – 30)

Pada zaman Tuhan Yesus hidup, perumpamaan yang Yesus ajarkan dengan “kuk” mungkin lebih mudah ditangkap oleh para pendengarNya.. Namun zaman sekarang, untuk kita yang sebagian besar lahir di perkotaan, kita tidak tahu apa itu kuk, sehingga kadang kita hanya sekilas membaca ayat ini dan asal lewat saja karena tidak mengerti apa kuk ini sebernarnya..padahal ayat ini merupakan kalimat ajakan Tuhan Yesus..
Kuk (inggris: yoke) adalah sebuah kayu yang diikat pada tengkuk hewan yang kuat tenaganya (oxen: lembu, banteng, di Indonesia contohnya: kerbau) agar bisa jalan berbarengan menarik suatu beban. Tengah dari kuk ini berfungsi sebagai tempat mengaitkan beban seperti kereta, gerobak, alat pembajak sawah, dll. Kuk ini dipasang di kedua hewan agar bebannya bisa dibagi 2, sehingga terasa lebih ringan.
Jika ada hewan yang lebih muda dipasangkan dengan hewan yang lebih tua, maka yang muda akan di kuk di sebelah kiri dekat yang tua agar dapat belajar dulu dari yang tua bagaimana memikul beban.


Pikullah kuk yang Kupasang..”

Tak seorangpun yang memiliki dirinya sendiri. Setiap kita memiliki kuk. Namun pertanyaannya dalah : “ Dengan siapakah kita di kuk??” Tuhan atau setan?? Pilihan ada pada kita masing-masing, dan Tuhan berkata kita tidak bisa mengabdi pada 2 tuan (Mat 6:24), karena akan cenderung pro ke salah satu dari antara dua itu. Jadi, mana yang kita pilih:Tuhan atau Setan dan kedagingan kita?

“..dan belajarlah pada-Ku..”

          Hewan yang lebih muda belajar dari yang lebih tua saat pertama kali di kuk. Awalnya mungkin si hewan muda memberontak dan berusaha ke kiri saat seharusnya dia ke kanan atau stop saat dia harusnya jalan. Seiring berjalannya waktu, si muda akan belajar dari si tua bagaimana cara memikul beban. Jika tidak belajar juga, maka akan dipotong untuk dimakan, karena tidak berguna. Begitu juga kita, apabila mengeraskan hati tidak mau belajar berubah, padahal Tuhan sudah kasi kesempatan dan Dia mau mengajari kita, kita akan menjadi orang yg tidak berguna bagi kerajaan Allah. (Ibr 6:4-6, 10:26)

“karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan”

Yesus mau mengajarkan kita memikul kuk-Nya dan Dia mengajar kita dengan lemah lembut dan rendah hati. Jika kita terjatuh dalam kelemahan kita, Dia senantiasa membuka tangan untuk menerima kita kembali, tentunya untuk mau diajarkan bagaimana cara memikul kuk-Nya, untuk kita yang mau berubah. Dan Ia memberikan ketenangan hati bagi kita yang mau belajar mengikut Dia. Kalimat ini menjelaskan perbedaan nyata apabila kita memilih di kuk bersama setan atau Tuhan. Apabila pilih daging, kita ga perlu susah2 belajar ikut Tuhan, tapi hidup kita ga mungkin ada ketenangan.

“..Sebab kuk yang Kupasang itu enak..”

Kadang kita mengeluh, kok ikut Tuhan berat banget ya?? Gak berat, asal terbiasa. Hewan muda awalnya pasti merasa berat memikul beban, namun karena terbiasa, rasanya akan lebih ringan. 
Kalimat awalnya : "belajarlah pada-Ku..", jadi kita harus belajar dulu dari Dia, jadikan hidup menurut kehendak-Nya sebagai kebiasaan, maka hidup jadi anak Tuhan akan terasa ga berat.


“..dan beban-Kupun ringan.”

Saat kita di kuk dengan Tuhan, dan mau belajar dari Dia seperti contoh si hewan muda, kita akan rasakan beban yang kita bawa akan terasa ringan – lebih ringan dari yang kita pikirkan. Alasannya simpel: Tuhan Yesus telah mati di kayu salib untuk menanggung semua beban dosa kita, yang seharusnya kita tanggung sendiri. Tidak ada anugerah yang lebih besar daripada diselamatkan oleh Yesus dan boleh mengikut Dia. Tuhan bilang beban-Kupun ringan.”  Dan ini benar ringan,apabila kita membiasakan diri kita menjawab “Ya,Tuhan” pada kehendakNya. Sekarang tinggal kita mau atau tidak memikul kuk yang dipasangNya.


by: SNA

Minggu, 18 September 2011

Pelukis Korea dan Lukisan Neraka

Sekitar akhir tahun lalu, ketika sedang eksis di FB (waduh….) saya menemukan saudara sepupu saya memposting satu link di status FB-nya dengan judul yang menarik, kira-kira begini: “Lukisan Neraka”. Saya iseng-iseng buka, dan ternyata berisi gambar-gambar siksaan yang mengerikan. Banyak orang yang disiksa Setan di neraka dengan kejamnya.

Lukisan-lukisan itu dibuat oleh seorang seniman Korea yang mengaku Tuhan membawanya ke neraka dan menyuruhnya agar sekembalinya ke dunia, ia menggambarkan penglihatan-penglihatannya agar dunia segera bertobat dan berbalik kepada Allah yang benar, Allah Alkitab.

“Seorang seniman muda Korea telah dibawa ke Neraka. Si pelukis telah dibawa ke Neraka oleh Tuhan Yesus Sendiri….”

Apakah gambar-gambar itu Alkitabiah? Saya kemudian mengirimkan gambar-gambar itu ke pembimbing rohani saya dan dia bilang kalau dari pertama kali lihat, dia sudah tahu gambar-gambar itu salah semua. Alasannya sangat cocok dengan ajaran Alkitab.

Alkitab mengajarkan bahwa orang-orang yang menolak Allah akan disiksa.

“maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman (2 Pet. 2:9)

Tapi…. Mereka bukannya disiksa Setan, melainkan Setan juga akan disiksa.

“dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.” (Why. 20:10)

 “Dan mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami [Setan] sebelum waktunya?" (Mat. 8:29)

Jadi, Setan dan orang-orang yang tidak berbalik kepada Allah, keduanya akan dihukum siang-dan malam, selama-lamanya. Tetangga kita yang Saksi Yehuwa akan bilang “Kok Allah jahat amat ya sampe menyiksa?” Tapi kita yang mengerti sifat-sifat Allah, kita tahu bukan berarti Allah kejam, tapi di sinilah keadilan Allah.

Di sinilah letak perbedaan kenyataan yang dilukiskan oleh pelukis Korea itu dan yang dilukiskan oleh Alkitab. Pelukis Korea itu menggambarkan bahwa manusia akan disiksa Setan, namun Alkitab mengatakan manusia dan Setan; keduanya akan dihukum.

Kesimpulan: Banyak orang yang mengaku mendapatkan penglihatan, tetapi kita jangan asal terima. Tapi kita cocokkan apakah Alkitab memang melukiskan hal yang sama atau tidak. Kalau gambaran Alkitab dan gambaran penglihatan itu bertentangan, maka itu penglihatan itu sudah pasti bukan dari Tuhan. Entahlah… Mungkin imajinasi atau halusinasi…

"Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik." (1 Tes. 5:21)

Satu hal lagi…. Masalah ini sempat membuat saya berpikir: kira-kira motivasi kita ikut Tuhan itu apa ya? Karena takut menerima penghukuman kekal, atau karena mau kehidupan yang kekal?

“Lho, bukannya dua pilihan itu sama aja?”

Beda. Coba tanya anak kecil kenapa dia mau belajar rajin; karena takut dimarahin orang tuanya atau supaya orang tuanya yang sudah bekerja susah payah bisa bangga. Motivasi antara kedua hal ini jelas beda.

Motivasi takut dihukum adalah motivasi yang primitif (mindset anak-anak); motivasi mendapatkan sesuatu adalah motivasi yang beradab (mindset dewasa).

Mungkin ketika kita masih anak-anak, kita belajar supaya kita tidak dimarahin orang tua (motivasi primitif), tapi makin kita besar, kita belajar dan kuliah susah-susah itu bukan supaya tidak dihukum orang tua, melainkan supaya nanti bisa hidup dengan pantas dan efektif untuk pelayanan Tuhan.

Kira-kira sekarang kita ikut Tuhan dengan mindset anak-anak yang takut dihukum, atau dengan mindset yang dewasa, yang kita mendambakan bersama dengan Tuhan hingga kekekalan nanti?

“Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” (Maz. 73:26)

“Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.” (Yoh.14:3 )

Jumat, 02 September 2011

Yesus itu Allah? Kok Mati?

 “Konsepsi Tuhan 3 in 1 itu salah… Kalau Tuhan mati di salib apa emang Tuhan yang tidak konsisten atau memang kita telah ditipu? Sesuatu yang mati adalah “makhluk”…. Apakah Tuhan itu “makhluk”? Apa mungkin Tuhan disamakan dengan ciptaan-Nya? Umat Kristen dan Katolik kalau ditanya ajarannya, tidak mengerti tentang konsep ketuhanan mereka sendiri. Menipu orang lain dalam Kristen dan Katolik diperbolehkan. Yesus menyukai orang-orang yang seperti itu. Tuhan mati disalib buat menebus dosa manusia. Bukannya pastor-pastor bisa mengampuni dosa juga? Kalau begitu buat apa Yesus mati?”

Wah, komentar yang hebat ya…. Kelihatannya masuk akal sekali. Tapi yuk kita komentari kalimat per kalimatnya.

Sebelum komen, saya mau mengatakan bahwa dasar bicara saya adalah Alkitab dan saya adalah orang Kristen, jadi saya tidak akan berbicara apa-apa tentang Katolik.

Konsepsi Tuhan 3 in 1 itu salah…

Ya tergantung menurut apa. Menurut Alkitab, ya memang begitu konsepnya. Kalau menurut kitab suci lain, ya tidak begitu. Jadi ya tergantung mau pakai kitab yang mana sebagai standar.
Nah, mulai sini saya akan komen pakai Alkitab ya. Ya setidaknya Saudara tahu kalau memang di Alkitab diajarkan Tritunggal.

Kalau Tuhan mati di salib apa emang Tuhan yang tidak konsisten atau memang kita telah ditipu?

Alkitab bilang,
1:7 Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.
1:8 "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." (Wahyu)
Alkitab mengatakan bahwa Yesus (yang ditikam itu) adalah Tuhan Allah atau Allah Yang Mahakuasa.
Jadi, memang Alkitab bilang Tuhanlah yang disalib.

Sesuatu yang mati adalah “makhluk”…. Apakah Tuhan itu “makhluk”? Apa mungkin Tuhan disamakan dengan ciptaan-Nya?

Saya tidak setuju kalau sesuatu yang mati adalah “makhluk”, karena menurut ayat yang tadi, Allah yang Mahakuasa yang mengambil rupa manusia (namanya Yesus) mati.
Nah, tapi kita jangan samakan kematian Yesus dengan kematian manusia manapun. Yesus mati bukan karena nyawanya direnggut, tapi karena Yesusnya yang mau kasih.

10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.
10:18 Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku." (Yohanes)

Wah, bener-bener beda ya sama kematian manusia manapun. Yesus memberikan nyawa-Nya, karena Yesus yang mau memberikan nyawa-Nya, dan tidak ada seorang pun yang dapat mengambil nyawa Yesus. Waw, apakah ada “makhluk” yang bisa seperti ini? Apakah ada “makhluk” yang hanya akan mati kalo dia sendiri yang kasih nyawanya?

Perbedaan lainnya ada di sini: Yesus mati menghapus dosa orang percaya. Nah, apakah ada satu manusia yang dapat mati dan menebus dosa orang lain? Oke deh jangan banyak-banyak… apa ada orang yang mati bisa menebus dosa dua orang? Jangankan dua orang, seseorang aja ga bisa mati buat nebus dosanya sendiri.
Nah, kalau Yesus, jauh lebih super, Dia menebus dosa orang percaya yang jumlahnya ada banyak banget. Wow….

1:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya (Wahyu)

Wah, ketambahan lagi deh kelebihan Yesus; Dia mati, trus bangkit dan berkuasa atas raja-raja di bumi. Ada gak manusia satu saja yang seperti itu? Wow…

Umat Kristen dan Katolik kalau ditanya ajarannya, tidak mengerti tentang konsep ketuhanan mereka sendiri.

Banyak yang tidak mengerti, tapi tidak semuanya seperti itu. Ayo lah… kok generalisasi ya? J
Lebih tragis lagi kalo yang tidak belajar Alkitab, tapi memberi pernyataan yang tidak tepat tentang ajaran ini.

Menipu orang lain dalam Kristen dan Katolik diperbolehkan. Yesus menyukai orang-orang yang seperti itu.

Sungguh? Baca di mana tuh?
Perasaan Yesus malah benci. Dia sendiri bilang:

5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. (Matius)

Tuhan mati disalib buat menebus dosa manusia. Bukannya pastor-pastor bisa mengampuni dosa juga? Kalau begitu buat apa Yesus mati?

Saya no comment, karena saya bukan Katolik.
Saya hanya mau bilang Yesus mati untuk menyelamatkan orang-orang yang tulus hatinya mau menerima kebenaran. Saya berdoa agar Saudara dapat menjadi salah satu dari orang-orang tersebut.
Dan, ini semua adalah perkataan Alkitab. Kalo menurut kitab lain, ya pasti beda lah ya :)

Selasa, 16 Agustus 2011

Bohongnya Keterlaluan!

"Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi Taurat-Mu kucintai." (Psa 119:163)

Paling dongkol rasanya kalo jaga toko dan ketemu orang yang tidak jujur. Misalkan tadi (walaupun udah sering juga kejadian), ada satu ibu yang datang ke toko, mau beli buku cerita sekolah minggu. Dia tanya kalau dia ambil banyak, apa dapat potongan. Dan emang dapat potongan dari Rp20.000 jadi Rp17.500. Dia beli 20 biji (lumayan potongan segitu buat 20 biji… OMG, mulai deh hitungan dagang. Hahaha.)

Trus ibu itu minta nanti di nota, tulis harganya Rp20.000. OMG lagi, ternyata orang ini ga jujur banget ya. Udah tau kan kenapa dia minta begitu? Ya buat dapat profit. Kalo dia beli buku kita dengan harga Rp17.500, dia akan kasih ke atasannya nota dengan harga barang masing-masing Rp20.000 dan dia udah untung Rp2.500/buku. Otomatis, langsung deh tolak permintaan ibu itu, “Maaf Ibu, di sini hanya tulis harga yang benar.”

Dalam hati “Gila, buat barang sekolah minggu aja udah ga jujur. Astaga…”
Iseng-iseng tanya dia dari mana dan ternyata ketauan ibu itu beli atas nama gereja. OMG lagi! Gila…. Melayani kok pake korupsi ya? Astaga…. Luar biasa…. Bakat ga jujur, bakat ga selamat nih… Swt… Celaka kita kalau berdusta, apalagi dalam pelayanan.

Manusia macam ini disebut Alkitab sebagai "saksi dusta" (Ams. 14:5). Bicara mengenai bohong atau dusta, kita seharusnya inget sama Iblis, yang dikatakan sebagai "pendusta dan bapa segala dusta" (Yoh. 8:44). Wow, ternyata anak Tuhan ga suka bohong, yang suka bohong itu anaknya Iblis.
Kalo kita orang benar, pasti kita ga akan suka sama kebohongan seperti ini, bukan hanya ga suka tapi kita akan  "... benci kepada dusta...." (Ams. 13:5).

Sehebat apa sih "dusta" di mata Tuhan? Wah, serius banget, lho.... "Orang yang dusta bibirnya adalah KEKEJIAN bagi TUHAN...." (Ams. 12:22)
Apalagi kalo orang berdusta cuma buat cari duit.... Bener-bener ga berkenan di mata Tuhan.

Jadi, apakah kita masih bisa berpikir mencapai tujuan dengan berdusta?

"The making of treasures by a lying tongue, Is a vanity driven away of those seeking death." (Prov. 21:6, YLT)

Minggu, 07 Agustus 2011

Kenapa Yesus Mengutuki Pohon Ara karena Belum Berbuah? Padahal Udah Jelas Ga Lagi Musimnya?

"Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.
Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya." (Markus 11:13, 14)

"... Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu." (Mat. 21:19)

Seorang yang anti Alkitab bilang (kira-kira) kalo ngutuk pohon ara yang ga berbuah karena emang belum musimnya sama aja kayak kita nendang anjing karena dia ga bisa bicara.

Nah, apakah Yesus seperti itu?

Ternyata ngga seperti itu. Kita akan liat kenapa orang yang komen seperti itu sebenarnya adalah komen yang keliru yang diucapkan sama orang yang ga ngerti konteks.

Nah, pohon ara memang ada musimnya. Pada akhir bulan Mei, daun-daun akan mulai muncul, dan pada saat yang bersamaan (atau sebelumnya), akan muncul beberapa buah ara yang bentuknya kecil-kecil, yang sebenarnya bukan buah ara sebenarnya, tapi kayak bakal buah ara (bahasa arabnya taqsh) gitu. Ukurannya sebesar almon ijo. Bakal buah ini biasanya dimakan sama orang susah di sekitar situ kalo lagi lapar.

Nah, kalo pohon ara yang udah berdaun tapi ga ada taqsh, itu berarti ga akan ada buah ara. Nah, jenis pohon inilah yang dikutuk Tuhan, karena udah berdaun, tapi ga ada taqsh.

Ini menunjuk kalo iman yang ga menunjukkan buahnya, itu sama aja boong, dan berarti bukan iman yang sejati.

Apakah kamu punya iman yang sejati, yang berbuah?